Komunikasi
Pemasaran (Marketing Mix)
Harsono Suwardi menyatakan bahwa dasar
dari pemasaran (Prisgunanto, 2006 : 7) adalah :
“komunikasi dan pemasaran bisa akan begitu powerful jika dipadukan dengan
komunikasi yang efektif dan efisien. Bagaimana menarik konsumen atau khalayak
menjadi aware, kenal dan mau membeli
suatu produk atau jasa melalui saluran komunikasi adalah bukan sesuatu yang
mudah”.
Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2008 : 6),
“Pemasaran adalah
suatu proses komunikasi sosial yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain”.
Dari definisi tersebut terlihat bahwa pemasaran mencakup keseluruhan
sistem kegiatan bisnis mulai dari perencanaan, penentuan harga, promosi, dan
pendistribusian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan pelayanan yang bermutu. Hubungan antara pemasaran
dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses
dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara
perusahaan dan individu. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks,
tidak sesederhana seperti berbincang-bincang dengan teman atau keluarga. Bentuk
komunikasi yang lebih rumit akan mendorong penyampaian pesan oleh komunikator
pada komunikan, melalui strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan
yang matang.
Kotler dan Armstrong (2008 : 62-63) berpendapat bahwa :
“Pemasaran terdiri dari
strategi bauran pemasaran (marketing mix)
dimana organisasi atau perusahaan mengembangkan untuk mentransfer nilai melalui
pertukaran untuk pelanggannya”.
”Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat
pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang
diinginkannya di pasar sasaran”.
Menurutt Kotler dan Armstrong (2008 : 62) Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari 4 komponen biasanya
disebut ”empat P (4P)”, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place
(Tempat), dan Promotion (Promosi).
1)
Product (Produk)
Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan
menyediakan produk yang lebih tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat
memuaskan konsumen dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam
jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan marker sharenya.
Didalam produk terkandung fungsi produk dan faktor lain yang diharapkan oleh
konsumen yang sering dinyatakan dengan produk plus (pelayanan). Faktor-faktor
yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options), gaya (style), merek (brand lines),
macam produk (product item), jaminan
(guaranties), dan pelayanan (services). Dalam marketing mix, strategi
produk merupakan unsur penting karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran
lainnya. Tujuan utama strategi produk adalah untuk mencapai sasaran pasar yang
dituju guna meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan.
2) Price (harga)
Harga merupakan satu-satunya unsur marketig mix yang
menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur
biasa saja. Meskipun penetapan harga merupakan persoalan yang penting, namun
masih banyak perusahaan yang kurang mampu menangani permasalahan penetapan
harga yang dapat mempengaruhi penerimaan perusahaan, sebab harga dapat mempengaruhi
tingkat penjualan yang mana berdampak pada keuntungan serta market share yang
dicapai oleh perusahaan. Penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama
pada keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan permintaan.
Persaingan yang semakin tajam dewasa ini sangat terasa dalam pasar pembeli (buyer market) peranan harga sangat
penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar yang
tercermin dalam target pasar perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga
mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan mengenai konsumen.
Faktor tidak
langsung misalnya harga produk sejenis yang dijual oleh pesaing lain, pengaruh
harga terhadap hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, diskon
untuk para penyalur dam konsumen.
Adapun tujuan dari penetapan harga tersebut yakni:
1. Memperoleh laba yang maksimum
2. Meningkatkan market sharenya.
3. Memerah pasar (market skimming)
4. Memperoleh keuntungan yang
ditargetkan
5. Mempromosikan produk (Kotler dan Armstrong, 2008 : 62)
3)
Place (Tempat)
Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk
dari produsen ke konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu distribusi
merupakan salah satu kebijakan pemasaran yang mencakup penentuan saluran
pemasaran (marketing channels) dan
distribusi fisik (physical distribution).
Bagaimanapun bagusnya suatu produk baik
dari segi kualitas, model, serta harga yang terjangkau, tidak akan berarti sama
sekali apabila konsumen sama sekali tidak mengetahui tentang produk tersebut,
serta tidak mengetahui dimana bisa mendapatkan informasi mengenai produk
tersebut. Oleh karena itu diperlukan lembaga-lembaga perantara untuk
menghubungkan perusahaan dengan konsumen. Dengan lembaga-lembaga tersebut akan
terbentuk saluran distribusi. (Kotler dan Armstrong, 2008 :
63)
4)
Promotion (Promosi)
Suatu produk
bagaimanapun bermanfaatnya jika tidak dikenal konsumen maka produk tersebut
tidak akan diketahui dan bermanfaat bagi konsumen. Oleh karena itu perusahaan
harus melakukan cara agar konsumen dapat mengetahui produk perusahaan tersebut.
Serta berusaha mempengaruhi konsumen untuk dapat menciptakan permintaan atas
produk tersebut, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat
dilakukan dengan melakukan rangkaian kegiatan promosi sebagai salah satu acuan
pemasaran. Kegiatan promosi dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara
keseluruhan serta direncanakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik,
diharapkan akan dapat berperan secara baik dalam meningkatkan penjualan dan
market share. (Kotler dan
Armstrong, 2008 : 63)
Dari
penjelasan tersebut dapat digambarkan ke dalam bentuk Gambar 2.1 memperlihatkan
alat pemasaran masing-masing (P).
1)
Product (Produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.
2)
Price (Harga) adalah jumlah uang yang harus
dibayakan pelanggan untuk memperoleh produk.
3)
Place (Tempat) meliputi kegiatan perusahaan
yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran.
4)
Promotion (Promosi) aktivitas yang menyampaikan
manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.
Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong. (2008
: 62-63)
Gambar 2.1
Empat
P (4P) Bauran
Pemasaran
Jika digabungkan, komunikasi pemasaran
merepresentasikan gabungan semua elemen dalam bauran pemasaran, yang
memfasilitasi pertukaran dengan menargetkan merek untuk sekelompok pelanggan,
posisi merek yang membedakan dengan merek pesaing dengan menciptakan suatu arti
yang disebarluaskan kepada pelanggannya (Chitty, 2011 : 3).
Kotler dan Keller (2012 : 498) menyatakan
bahwa :
“Marketing
communications are means by which firms attempt to inform,
persuade, and remind comsumers-directly or indirectly-about the products
and brands they sell”.
Artinya, Komunikasi pemasaran adalah “sarana
yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk
dan merek yang mereka jual”.
Kegiatan pemasaran
dimulai tidak hanya pada saat produksi selesai, tetapi dimulai sejak sebelum
barang diproduksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan dalam pemasaran
ini ditujukan untuk memberikan kepuasan baik kepada penjual maupun pembeli. Ada pun kegiatan pemasaran ini dapat dibagi
menjadi dua. Tjiptono, Fandy ( 1997 : 7)
1) Kegiatan
pemasaran sebelum produk di produksi
a) Perencanaan produk
Merencanakan produk yang akan diproduksi meliputi pembentukan
jenis produk, desain produk dan lain sebagainya
b) Penetapan harga
Menentukan harga yang mencerminkan nilai kuantitatif
dari produk tersebut kepada pelanggan.
dari produk tersebut kepada pelanggan.
c) Sistem Distribusi
Menetapkan saluran perdagangan grosir dan eceran yang di lalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.
2) Kegiatan
pemasaran Setelah produksi selesai yaitu Komunikasi
pemasaran ( Promosi ) Meliputi periklanan, personal selling, promosi
penjualan, direct marketing dan public relations. Tjiptono, Fandy ( 1997 : 7)
Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi
akan menghasilkan kajian baru yang disebut marketing communication (komunikasi
pemasaran). Marketing communications merupakan bentuk komunikasi
yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmen pasar
yang lebih luas.
Perusahaan
menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang
mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial. Kegiatan pemasaran yang
melibatkan aktivitas komunikasi meliputi iklan, tenaga penjualan, papan nama
toko, display ditempat pembelian, kemasan produk, direct-mail,
sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya.
Secara keseluruhan, aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas merupakan
komponen promosi dalam bauran pemasaran (marketing mix) (Shimp, 2003 : 4).
Untuk memahami
lebih jauh tentang promosi beberapa ahli pemasaran mendefinisikan promosi
sebagai salah satu bagian terpenting dalam dan sangat menentukan arah tujuan
perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diketahui bentuk-bentuk promosi
yang efektif serta terkait dengan komunikasi yang baik di antara bentuk-bentuk
promosi yang ada yang kebih dikenal promotion mix.
2.4 Bauran Promosi (Promotion
Mix)
Tujuan perusahaan
adalah memuaskan konsumen serta mencapai target pasar yang ingin dicapai.
Seiring dengan tujuan tersebut, perusahaan juga menginginkan tercapainya
permintaan sebanyak-banyaknya agar hasil penjualan yang di harapkan dapat
tercapai. Akan tetapi timbul masalah yakni bagaimana cara untuk dapat
mempengaruhi pembeli agar membeli produk yang ditawarkan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008 : 116), adalah
”Bauran
promosi (promotion mix) juga disebut bauran komunikasi pemasaran (marketing
communication mix) perusahaan merupakan paduan spesifik hubungan
masyarakat, iklan, promosi penjualan, penjualan personal, dan sarana pemasaran
langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan
secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan.”
Menurut Philip
Kotler (2008) promotion mix terdiri
dari atas 5 perangkat utama yakni:
1) Advertising
Merupakan
semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produ atau jasa yang
dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.
2) Sales Promotion
Berupa insentif jangka
pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3) Personal Selling
Interaksi langsung dengan
calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab langsung dan
menerima pesanan.
4) Publicity
Berbagai program untuk
mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
5) Direct Marketing
Penggunaan surat, telepon,
faksimil, email dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara
dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon
pelanggan. (Kotler, 2008 : 264)
Promosi
merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang dilakukan baik oleh
perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk,
harga dan tempat. Informasi itu bersifat memberitahukan, membujuk, mengingatkan
kembali kepada konsumen, para perantara atau kombinasi keduanya. Dalam promosi
juga, terdapat beberapa unsur yang mendukung jalannya sebuah promosi
tersebut yang biasa disebut bauran promosi.
Menurut William J. Stanton yang dikutip
Basu Swastha dan Irawan (2008 : 349) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern
mengemukakan bahwa, Promotional Mix
adalah bagian komunikasi pemasaran yang merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain, yang
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program peningkatan penjualan.
Kita dapat melihat bahwa definisi tersebut
tidak menyebutkan secara jelas beberapa variabel promotional mix selain
periklanan dan penjualan pribadi, pada pokoknya bauran promosi (promotional mix) terdiri dari lima
variabel, yaitu periklanan (advertising),
promosi penjualan (sales promotion),
penjualan pribadi (personal selling),
publisitas (Publicity) dan pemasaran
langsung (direct marketing) Basu
Swastha dan Irawan (2008 : 349)
1) Periklanan (Advertising)
Advertising (periklanan)
adalah semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang,
atau jasa dengan sponsor tertentu (Kotler dan Armstrong, 2008 : 117). Seperti
yang diungkapkan Sedaghat (2012 : 8),
”Advertising is a 'paid for' communication. It
is used to develop attitudes, create awareness, and transmit information
in order to gain a response from the target market”.
Periklanan adalah
komunikasi yang dibayar, yang digunakan untuk mengembangkan sikap, menciptakan
kesadaran dan mengirimkan informasi untuk mendapatkan respons dari target
pasar. Iklan dapat didefinisikan sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu
media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan. Iklan bisa membantu mencapai
hampir semua sasaran komunikasi. Iklan merupakan sarana ampuh untuk membangun
kesadaran konsumen. Iklan tentunya harus dapat membujuk, membangun reputasi,
dan preferensi kondisi serta meyakinkan kepada siapapun yang telah membeli
produk tersebut. (Brannan, 2005 : 51)
Tujuan periklanan menurut Kotler dan Armstrong
(2008 : 151) adalah tugas
komunikasi tertentu yang dicapai dengan pasar sasaran tertentu selama periode
waktu tertentu. Tujuan periklanan digolongkan berdasarkan tujuan utama yaitu
menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. Periklanan informatif digunakan
ketika memperkenalkan kategori produk baru, tujuannya adalah membangun
permintaan baru. Periklanan persuasif menjadi lebih penting ketika persaingan
meningkat, tujuannya adalah membangun permintaan selektif. Sebagai contoh,
produsen pemutar DVD mulamula harus menginformasikan kualitas citra dan manfaat
kenyamanan produk baru kepada konsumen. Setelah pemutar DVD menjadi terkenal,
Sony mulai mencoba membujuk konsumen bahwa mereknya menawarkan kualitas terbaik
untuk uang mereka. Periklanan pengingat membantu memelihara hubungan pelanggan
dan membuat konsumen terus memikirkan produk. Tujuan periklanan adalah menggerakkan
konsumen melalui tahap kesiapan pembeli yang terdapat enam tahap dimana
konsumen akan digerakkan.
Suatu iklan
memiliki sifat-sifat berikut:
1)
Public Persentation, Iklan
memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang
diiklankan.
2)
Persuasiveness, Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk
memantapkan penerimaan informasi.
Untuk mencapai audiens sasaran menurut
Brannan (2005 : 54), para pengiklan akan menggunakan berbagai jenis media, baik
media cetak maupun elektronik. Mediamedia iklan yang paling sering digunakan
adalah televisi, bioskop, radio, surat kabar, majalah, iklan outdoor seperti
poster-poster besar berukuran ’48-sheet’, dan pilihan lainnya seperti internet,
berbagai screen komersial yang dipasang di jalan raya, dan sebagainya.
2)
Promosi
Penjualan (Sales Promotion)
Sales promotion (promosi
penjualan) adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
penjualan produk atau jasa. (Kotler dan Armstrong, 2008 : 117) Sales
promotion menurut Kennedy dan Soemanagara (2006 : 31) didefinisikan sebagi
arahan langsung dimana terjadinya peralihan nilai terhadap produk pada kekuatan
penjualan, disitribusikan dengan tujuan utama terjadinya penjualan secara
langsung.
Sales promotion menurut Brannan (2005 : 103) adalah:
“sebuah teknik yang memiliki potensi sangat
signifikan untuk memperbaiki penjualan jangka pendek dan efektivitasnya pun
dapat diukur. Penggunaan promosi penjualan bisa menimbulkan efek besar pada
persepsi tentang merek. Promosi penjualan dapat membantu mencapai sejumlah
sasaran, antara lain dapat mendorong percobaan produk baru, dapat meningkatkan
pembelian susulan, dapat membantu membangun loyalitas pelanggan dengan
menentukan pola pembelian merek secara reguler, dan dapat memotivasi
distributor dan tenaga penjualannya”.
Sarana promosi penjualan utama menurut Kotler dan Armstrong (2008 : 206)
meliputi sampel produk (sejumlah produk untuk dicoba), kupon (sertifikat yang
memberikan penghematan kepada pembeli ketika mereka membeli produk tertentu), pengembalian
tunai (pengurangan harga terjadi setelah pembelian), harga khusus (disebut juga
pengurangan harga, menawarkan penghematan harga resmi produk kepada konsumen),
premi (barang yang ditawarkan secara gratis atau pada harga murah sebagai
insentif untuk membeli produk, mulai dari mainan yang disisipkan ke dalam
produk anak-anak), barang khusus iklan (disebut juga produk promosi, berupa
pernak-pernik yang bermanfaat yang dicetak dengan nama, lambang, atau pesan
pengiklan yang diberikan sebagai hadiah kepada konsumen termasuk pena, cangkir,
kalender dan sebagainya), penghargaan dukungan (penghargaan tunai atau
penghargaan lain yang diberikan kepada pengguna rutin produk atau jasa
perusahaan tertentu), promosi titik pembelian (Point-of-purchase—POP meliputi
pajangan dan demonstrasi di titik penjualan), dan kontes, undian serta
permainan (kesempatan memenangkan sesuatu seperti uang tunai, perjalanan, atau
barang, lewat keberuntungan atau suatu usaha).
3)
Penjualan
Personal (Personal Selling)
Personal selling (penjualan
personal) adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan. (Kotler dan Armstrong,
2008 : 117) Penjualan personal adalah improvisasi dari penjualan dengan menggunakan
komunikasi person to person, biasanya dilaksanakan oleh sales di
bawah naungan manajer penjualan yang mempromosikan produk secara langsung pada
pasar sasaran
Menurut Basu Swastha dan Irawan (2008 : 350) mengemukakan definisi
penjualan pribadi dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern sebagai berikut
penjualan pribadi adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu
calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
Sifat-sifat penjualan pribadi antara lain:
1) Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup langsung dan interaktif antara
dua orang atau lebih.
2) Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan
berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli
sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
3) Response, yaitu
situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan,
dan menanggapi. Basu Swastha dan Irawan (2008 : 350)
(Kotler dan Armstrong, 2008 : 183)
Personal selling melibatkan interaksi secara langsung antara penjual
dengan pembeli potensial. Personal selling merupakan alat yang paling
efektif terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.
Alasannya adalah karena penjualan pribadi, jika dibandingkan dengan periklanan,
memiliki tiga manfaat tersendiri yaitu pertama, personal selling mencakup
hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih.
Masing-masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara
lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian. Kedua, personal selling memungkinkan
timbulnya berbagi jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai ke
hubungan persahabatan. Tenaga penjualan yang efektif harus terus berupaya
mengutamakan kepentingan pelanggan jika mereka ingin mempertahankan hubungan
jangka panjang. Dan ketiga, personal selling membuat pembeli merasa
berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga. Pembeli terutama sekali
harus menanggapi, walau tanggapan tersebut hanya berupa ucapan “terima kasih”
secara sopan.
4) Publisitas
Publisitas merupakan suatu periklanan tidak langsung dan
tidak membayar untuk berkomunikasi yang dilakukan. Sifat dari publisitas ini
tidak kontiniu dan berjangka pendek.
Basu Swastha dan Irawan (2008 :350), bahwa publisitas adalah :
”pendorongan
permintaan secara non pibadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan
menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani
sejumlah bayaran secara langsung”.
Dari definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
publisitas menguntungkan, contoh publisitas yang menguntungkan seseorang atau
organisasi umumnya tidak memberikan atau tidak mengawasi medianya, sehingga
dapat terjadi bahwa seseorang atau organisasi tidak mengetahui bahwa dirinya telah
dipublikasikan. Disinilah letak perbedaan antara publisitas dengan periklanan
dimana periklanan memerlukan sejumlah
pembayaran. Dalam pernyataan berita-berita periklanan dapat dibuat
publisitas yang dapat disiarkan sama seperti iklan untuk menciptakan opini
publik untuk mencapai tujuan organisasi.
Publisitas dan pemasaran saling terkait, yang mana salah
satu cara yang efektif untuk menciptakan opini publik untuk mencapai tujuan
organisasi adalah melalui publisitas. Dimana dalam publisitas itu perusahaan
mempromosikan produk barunya sedangkan dilain pihak perusahaan ingin melakukan
penjualan untuk mengumpulkan dana atau sponsor dan untuk publisitas tidak perlu
membayar. Hal inilah yang menyebabkan banyak perusahaan menggunakan publisitas
dan perusahaan biasa mengumpulkan dana untuk melakukan periklanan. Untuk itulah
diperlukan keahlian untuk menulis suatu berita agar media yang bersangkutan
bersedia mempublisitaskan. Dengan mengeluarkan berita-berita tentang produk
dapatlah mencapai pembeli yang potensial.
Menurut Kotler dan Armstrong
(2008 :117), Public Relations (hubungan
masyarakat) ialah :
“membangun hubungan baik dengan berbagai
kalangan untk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra
perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian
tidak menyenangkan.”
Fungsi Public
Relations
Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. dalam bukunya, Hubungan
Masyarakat Suatu Komunikologis (1992), yang dikutip oleh Saputra dan Nasrullah
(2011 : 50) fungsi public relations adalah sebagai berikut :
1)
Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2)
Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal
dan publik eksternal
3)
Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi
4)
Melayani publik - Operasional dan organisasi adalah bagaimana
membina hubungan yang harmonis.
Peran Public Relations Terdapat
empat peran public relations menurut Saputra dan Nasrullah (2011 : 51)
adalah :
1)
bertindak
sebagai communicator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi
perusahaan, prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik (two way
traffic reciprocal communication). Dalam hal ini, di satu pihak
melakukan fungsi komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dan
menciptakan opini publik (public opinion).
2)
membangun
atau membina hubungan (relationship) yang positif dan baik dengan pihak
publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan eksternal. khususnya
dalam menciptakan saling mempercayai (mutually understanding) dan saling
memperoleh manfaat bersama (mutually sysbiosis) antara lembaga/organisasi
perusahaan dan publiknya.
3) peranan
back up management dan sebelumnya dijelaskan bahwa fungsi public
relations melekat pada fungsi manajemen, berarti ia tidak dapat dipisahkan
dari manajemen menurut teori bahwa proses tersebut melalui tahapan yang
terkenal POAC, yaitu singkatan dari planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(penggiatan), dan controlling (pengawasan). Lalu diikuti unsur lain yang
terlibat dalam proses melakukan komunikasi dua arah untuk menunjang kegiatan
bagian (departemen) lainnya.
4) menciptakan citra perusahaan atau lembaga (corporate image)
yang merupakan tujuan (goals) akhir dari suatu aktivitas program kerja PR
campaign (kampanye PR), baik untuk keperluan publikasi maupun promosi. Peranan
public relations mencakup bidang yang luas menyangkut hubungan
dengan berbagi pihak., bagaimana meningkatkan kesadaran, pengertian dan pemahaman
tentang aktivitas perusahaan atau lembaga.
Jadi berdasarkan
definisi-definisi tersebut terdapat beberapa inti dari publisitas, dalam
publisitas itu perusahaan mempromosikan produk barunya dengan mempekerjakan
karyawannya atau orang lain yang disebut “public relations
(hubungan masyarakat)”. Public Relations diartikan sebagai
profesi yang berhubungan dengan masyarakat dengan sekelompok individu yang
berjumlah banyak. Seorang Public Relations harus mampu menciptakan opini
publik untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hubungannya dengan masyarakat, public
relations harus bisa membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik
antara organisasi dengan masyarakatnya, serta memperoleh kepercayaan dan goodwill
dari mereka. Jadi, definisi Public
Relation (PR) adalah seseorang yang profesional dalam bidangnya untuk menciptakan opini
publik, kepercayaan, dan goodwill serta penetapan kebijaksanaan dalam
pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan secara terus menerus guna
membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dengan
masyarakatnya karena public relation merupakan kelangsungan hidup
organisasi yang bersangkutan.
5) Pemasaran Langsung ( Direct Marketing )
Direct marketing (pemasaran
langsung) adalah hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan
secara cermat untuk memperoleh respons langsung dan membangun hubungan
pelanggan yang langgeng – penggunaan surat langsung, telepon, televisi respons
langsung, e-mail, Internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara
langsung dengan konsumen tertentu. (Kotler dan Armstrong, 2008:117)
Definisi direct
maketing menurut Belch yang dikutip oleh Kennedy dan Soemanagara (2006 : 26),
”direct marketing is a system of marketing by which organizations
communicate directly with the target consumer to generate a response or transaction.”
Belch menggambarkan adanya suatu hubungan
yang sangat dekat dengan pasar sasaran dan memungkinkan terjadinya proses
komunikasi dua arah. dipahami bahwa komunikasi langsung bertujuan untuk
memperoleh respons atau transaksi yang terjadi secara langsung dalam waktu
singkat. Direct marketing dapat mencapai tujuan itu dengan dukungan
faktor-faktor lain yaitu : Bahwa pasar
sasaran telah mengenal produk dan layanan sebelumnya melalui saluran media
massa atau media promosi lainnya; Bahwa pemasar atau komunikator telah
menyiapkan informasi yang lengkap sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan
kemungkinan jawaban atas serangkaian informasi mengenai produk dan layanan yang
ditawarkan (solusi), sehingga sasaran yang dipilih adalah mereka yang mewakili
kedekatan dengan produk dan layanan yang ditawarkan; Bahwa direct marketing juga
merupakan sebuah proses yang memberikan kesempatan pada pasar sasaran untuk
menilai dan menimbang suatu informasi atau produk dalam suatu proses
pengambilan keputusan, memungkinkan proses komunikasi dilakukan berulang-ulang.
Proses ini biasa disebut proses follow up (follow up process).
Philip Kotler (2008 : 288) mengemukakan bahwa pemasaran
langsung (direct marketing) adalah :
“penggunaan
saluran-saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang dan
jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran, “Pemasaran
langsung adalah salah satu cara yang tumbuh paling pesat untuk melayani
pelanggan. Pemasar langsung mencari tanggapan yang dapat diukur, khususnya
pesanan pelanggan. Hal ini kadang-kadang disebut pemasaran pesanan langsung”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa direct
marketing dilaksanakan sebagai cara untuk bertemu dengan konsumen setelah
muncul respons dari pasar atas informasi produk yang telah disebarkan pada
konsumen. Informasi disebarkan melalui beberapa cara, yaitu melalui iklan di
surat kabar, televisi, majalah, atau media massa lainnya. Tetapi penyebaran
informasi juga dapat dilakukan melalui pengiriman brosur atau leaflet lewat
pos, atau disebut direct mail.
Menurut Kennedy dan Soemanagara, (2006
: 27) Dewasa ini, banyak pemasar langsung
menggunakan pemasaran langsung untuk membina jangka panjang dengan pelanggan
dengan “Follow up”
“Follow up process merupakan bentuk
pendekatan direct marketing, melalui direct mail atau melalui telemarketing.
Yang dimaksud telemarketing dan direct marketing adalah
dengan penggunaan fasilitas teknologi tinggi dengan dua jenis pasar sasaran,
yaitu personal target dan group target. Personal (individu) target biasanya berbentuk layanan informasi
langsung pada pemilik situs jejaringan atau e-mail yang tertuju pada
personal. disampaikan dengan pemberian informasi singkat tentang alat pemuas
kebutuhan dan ajakan untuk lebih rinci mempelajari kualitas produk dan layanan,
manfaat, harga yang dapat dinegosiasikan, dan bagaimana memperoleh produk itu”.
Group target, merupakan follow up yang terjadi
melalui fasilitas teknologi, dimana tersedia media yang dapat mendukung
komunikasi personal to group (PTG), dan bentuk teknologi
yang memungkinkan hal ini terjadi adalah melalui konferensi. Follow up dapat
terjadi didasarkan pada dua kondisi, yaitu follow up dilakukan setelah
proses direct mailing, dengan berhubungan langsung pada contact
person. Hubungan ini dapat berlangsung melalui proses tatap muka dan
telepon. Follow up dilakukan setelah kunjungan langsung ke pasar sasaran
potensial, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan di antara keduanya. Dan follow
up dilakukan setelah respons atas informasi yang disebar melalui media
massa ata media lainnya. Proses ini lebih mudah dan lebih efektif karena
respons muncul disebabkan adanya ketertarikan akan produk dan layanan dalam
memenuhi kebutuhan mereka, sehingga terdapat penghematan biaya telepon secara
langsung sehingga follow up terbukti dapat peningkatkan omset penjualan (Kennedy
dan Soemanagara, 2006 : 28)
2.4.1 Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Bauran Promosi
Efektifitas komunikasi pemasaran suatu produk cara promosinya
berbeda antara pasar barang konsumen dan pasar barang industri. Perusahaan yang
memproduksi barang konsumen biasanya menggunakan dana mereka untuk iklan
diikuti oleh promosi penjualan, perorangan, dan publisitas. Perusahaan yang
memproduksi barang industri menggunakan dana mereka untuk penjualan perorangan
diikuti promosi penjualan, iklan, dan publisitas. Umumnya penjualan tatap muka lebih
sering digunakan untuk barang-barang yang mahal dan penuh resiko.
Menurut Basu Swastha dan Irawan (2008 : 355-356) faktor yang
mempengaruhi bauran promosi adalah:
1)
Jumlah Dana
Jumlah
dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi bauran promosi.
Perusahaan yang memiliki dana lebih besar, kegiatan promosinya akan lebih
efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai sumber dana lebih
terbatas.
2)
Sifat Pasar
Beberapa macam
sifat pasar yang mempengaruhi bauran promosi ini meliputi:
a.
Luas pasar secara geografis
Perusahaan yang hanya memiliki pasar lokal
sering mengadakan kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki
pasar nasional atau internasional.
b.
Konsentrasi pasar
Konsentrasi pasar ini dapat mempengaruhi
strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap: jumlah calon pembeli,
jumlah pembeli potensial yang macam-macamnya berbeda-beda, dan konsentrasi
secara nasional. Perusahaan yang hanya memusatkan penjualannya pada satu
kelompok pembeli saja, maka penggunaan alat promosinya akan berbeda dengan
perusahaan yang menjual pada semua kelompok pembeli.
c.
Jenis Produk
Faktor lain yang turut mempengaruhi
strategi promosi perusahaan adalah jenis produknya, apakah barang konsumsi atau
barang industri. Produk konsumsi juga
bermacam-macam misalnya konvenien, shopping atau barang spesial. Biasanya untuk barang konvenien
mengandalkan periklanan.
Sedangkan strategi untuk barang industri menggunakan penjualan pribadi.
3)
Tahap Daur Hidup Produk
Ada empat
tahap daur hidup suatu produk yaitu:
a.
Tahap perkenalan; Tahap ini
perusahaan memasuki daerah perusahaan yang baru, sehingga kegiatan promosi
lebih ditonjolkan.
b.
Tahap pertumbuhan; Tahap ini
kegiatan promosi yang dilakukan untuk menstimulasi permintaan selektif terhadap
merek tertentu dan menekankan pentingnya periklanan.
c.
Tahap kedewasaan; Pada tahap
ini perusahaan menghadapi persaingan sangat tajam yang mengharuskan perusahaan
menyediakan dana yang besar untuk promosi.
4)
Tahap penurunan
Situasi pasar tahap ini ditandai dengan menurunnya tingkat
laba dan penjualan,
maka promosi harus dikurangi. Sehubungan
dengan penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi bauran promosi, Buchari
Alma (2009:179), mengemukakan bahwa:
a)
Faktor Anggaran; Bisnis
yang memiliki dana banyak tentu memiliki kemampuan besar dalam mengkombinasikan
elemen-elemen promosi. Sebaliknya bisnis yang lemah keuangannya sedikit sekali
menggunakan advertising dan promosinya kurang efektif.
b)
Faktor Pasar ; Keadaan pasar, ini menyangkut daerah geografis pasaran
produk dan juga calon konsumen yang dituju.
c)
Faktor Produk ;
Keadaan produk, ini menyangkut apakah produk ditujukan untuk konsumen akhir
atau sebagai konsumsi, bahan industri atau produk pertanian. Lain produk, lain
pula teknik yang digunakan.
d)
Faktor Tahap Siklus Hidup Produk; Pada tingkat
mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, akan mempengaruhi promosi yang
digunakan.
2.4.2 Pengaruh
Bauran Promosi Terhadap Penjualan
Menurut Sofjan Assauri (2009 : 23), penjualan adalah :
“suatu usaha
yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada
usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang
menghasilkan laba. Tingkat volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan
dari konsep pemasaran, artinya laba dapat diperoleh dengan melalui pemuasan
konsumen”.
Dapat dikatakan bahwa sebenarnya laba yang dicapai suatu
perusahaan merupakan pencerminan dari usaha perusahaan yang memberikan
kepuasan, di mana untuk mencapai hal tersebut perusahaan harus dapat
menyediakan barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan
laba, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta memperkuat posisinya di
dalam membina kelangsungan hidupnya.
Promosi merupakan salah satu aspek dalam manajemen
pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan karena
promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan dan perusahaan. Laba yang
diperoleh perusahaan berasal dari penjualan dalam setiap periodenya perusahaan
perlu mengadakan promosi untuk memperkenalkan produknya pada pembeli dan masyarakat
sehingga mereka tertarik untuk memiliki produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Untuk produk “Susu Dancow” sudah sangat dikenal pada
masyarakat sehingga strategi yang digunakan adalah Dengan penambahan saluran
baru pasarnya yang akan semakin luas. Strategi pemasaran yang
dilakukan dalam tahap perkembangan ini berbeda dengan strategi pada tahap
perkenalan. Tahap perkembangan perusahaan berusaha mempertahankan pertumbuhan
yang cepat selama mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan : (Dewi, 2009 : 15)
1)
Meningkatkan kualitas
produk, menambah model maupun segi produk lainnya.
2)
Mencari segmen pasar yang baru.
Golongan pembeli lain yang selama ini belum mengetahui, belum berminat ataupun
belum membeli produk tersebut perlu didorong untuk bersedia membeli.
3)
Selalu mencari saluran distribusi
yang baru untuk lebih mempersebarkan distribusinya. Dengan penambahan saluran
baru ini pasarnya akan semakin luas.
4)
Mengadakan periklanan. Dalam
hal ini, periklanan yang dilakukan tidak lagi ditunjukan untuk memperkenalkan
produknya, tetapi ditujukan untuk meyakinkan kepada pembeli bahwa produk perusahaan
tersebut adalah yang terbaik. Jadi, perusahaan berusaha menciptakan pembelian
berulang-ulang kepada pembeli.
Pemasaran dalam berkomunikasi pemasaran harus mulai dengan sasaran
yang jelas. Sasaran yang dituju adalah pembeli potensial atau pemakai saat ini,
mereka yang melakukan keputusan membeli atau yang mempengaruhi keputusan
membeli. Kelompok sasaran bisa saja individu, kelompok, kelompok masyarakat tertentu atau masyarakat
pada umumnya. Kelompok sasaran akan terpengaruh keputusan komunikator mengenai
apa yang dikatakannya, bagaimana mengatakannya, kapan mengatakannya di mana
mengatakannya dan siapa yang mengatakannya.
Tahap-tahap
penerimaan atau kesiapan membeli pada umumnya terdiri atas enam tahapan proses,
yakni menyadari, mengetahui, menyukai, memilih, meyakini, dan membeli, seperti ditunjukkan
pada bagan 3 (Dewi,
2009 : 16)
Add caption |
Sumber : Dewi,
“ Tehnik Promosi dan Penjualan, (2009 : 16)
Bagan 3
Tahap Kesiapan Pembeli
1)
Kesadaran
Pembeli
potensial
mengetahui tentang suatu produk tetapi kurang mendetail, bahkan pembeli
tersebut tidak mengetahui tentang kegunaan suatu produk atau tata cara
memakainya.
2)
Pengetahuan
Pada
tahap ini, pembeli mencari tahu tentang produk yang dipertimbangkan untuk
dibeli, melalui media iklan atau mencari informasi dengan tanya kepada pakar
atau sales yang menjual produk itu.
3)
Minat
atau menyukai
Jika
pembeli potensial tersebut menjadi berminat terhadap suatu produk, maka ia berusaha
mengumpulkan informasi dan fakta tentang produk yang sedang ditawarkan.
4)
Memilih
Setelah
berminat atau menyukai, seseorang mulai mengevaluasi dengan tujuan untuk
menguji mental dengan menerapkan produk tersebut ke dalam kondisi pribadinya, kemudian
memilih produk mana yang cocok untuk kondisi pribadinya.
5)
Meyakini
Pada
tahap berikutnya pembeli berusaha meyakini produk yang akan dibeli dengan cara,
misalnya untuk mencoba menggunakan dalam jumlah kecil. Jika pembeli tidak dapat
mencoba lebih dulu karena mungkin terlalu mahal atau sulit diperoleh, maka
pembeli menjadi kurang yakin terhadap produk
yang akan dibeli.
yang akan dibeli.
6)
Keputusan
membeli
Pembeli
harus mengambil keputusan jadi membeli atau tidak jadi membeli. Jika dalam
tahap evaluasi dan menggunakan percobaan, pembeli merasa puas, maka kemungkinan
besar ia akan membeli. Namun, demikian meskipun pembeli telah mengambil
keputusan untuk menerima suatu produk, namun ia akan terus mempertimbangkan
kembali keputusannya dan berusaha mencari informasi yang dapat memperkuat
keputusannya.
keputusannya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikemukakan bahwa
promosi berpengaruh terhadap penjualan dimana dengan melakukan kegiatan
promosi, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan penjualan karena promosi
untuk mempengaruhi konsumen agar mau mempergunakan produk atau jasa yang
ditawarkan perusahaan.